
Segala sesuatu yang "membuat ketagihan" sangatlah tidak baik, begitu juga dengan trading. Ada istilah "trading addiction" dimana ada kecenderungan seseorang ini ingin trading terus menerus. Apakah hal tersebut salah? Meskipun hal tersebut sebenarnya tidak salah namun perlu kita pahami bahwa kemungkinan kita untung dan risiko mengalami kerugian adalah sebanding dengan semakin banyak-nya trade yang kita ambil.
Lalu apa saja ciri-ciri "trading addiction" yang harus dikurangi?
- #1 Merasa ingin trading setiap hari
Salah satu gejala ketika kita "addict" dalam trading adalah merasa "harus trading setiap hari". Padahal apabila kita memiliki pikiran setiap hari harus membuka posisi maka ada peluang besar kita justru mengalami kerugian. Coba pandang market secara lebih realistis dan hanya trading ketika ada posisi yang terlihat "menguntungkan" daripada mengejar semua set up yang ada.
- #2 Fokus lihat PNL bukan chart
Hal paling buruk yang bisa dilakukan oleh seseorang ketika trading adalah berfokus pada "dapet duit berapa" daripada fokus melihat "pergerakan harganya seperti apa". Ketika kita hanya berfokus melihat PNL bukan chart maka kita tidak akan bisa mengambil keputusan yang objektif.
- #3 Membuka dua posisi berlawanan dalam hari yang sama
Ketika kita "kecanduan trading", apapun dilakukan untuk tetap "ada dalam posisi", sehingga yang terjadi adalah kecenderungan untuk membuka dua posisi berlawanan di hari yang sama. Hal ini cukup bahaya dilakukan karena pada dasarnya tidak ada moves besar yang terjadi dua arah di hari yang sama kecuali hari ada berita besar. Lebih baik berfokus pada general trend di market daripada mencoba dua bias dalam hari yang sama.
- #4 Emosi tidak stabil
Apabila kamu sering melamun dan marah-marah sendiri ada tandanya kamu sudah terlalu banyak trading. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa otak kita akan rusak apabila terus-terusan melihat chart. Coba set target dan invalidasi dalam trading lalu biarkan posisi yang kalian miliki berjalan dengan sendirinya.